Syalom!

Blog ini berupaya menyajikan jurnal studi Filsafat dan Teologi
para mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana - Malang.
Tulisan-tulisan yang dimuat di sini adalah pendapat penulis sendiri, bukan cerminan pendapat pengelola blog. Tulisan-tulisan ini adalah hasil perenungan dan kerja keras para mahasiswa, dan tidak mengandaikan isinya adalah ajaran resmi Gereja Katolik.

Wednesday, November 7, 2012

Kelemahan Nostra Aetate menurut Paus Benediktus XVI

Perayaan Tahun Iman yang prakarsai oleh B16 merupakan tahun penuh refleksi. Dengan melihat tuntutan dunia sekarang dan peran Gereja terhadap dunia, Gereja perlu merumuskan kembali makna kehadirannya. Sangat mengejutkan bahwa Paus B16 dalam tulisannya pada tanggal 2 Agustus 2012 menyebutkan "kelemahan" dari Deklarasi Nostra Aetate, salah satu dokumen dari Konsili Vatikan II, yang berbicara tentang relasi Gereja dengan agama-agama non kristiani. Bagi kaum tradisionalis, isi dokumen ini merupakan problem terbesar yang dihasilkan oleh Konsili Vatikan II. Beberapa kelompok bahkan menyerang isi dokumen ini karena bertentangan dengan misi utama Gereja. Berikut ini kutipan dalam bahasa Inggris yang dimuat dalam L'Osservatore Romano 10 Oktober 2012:

"Thus, in a precise and extraordinarily dense document, a theme is opened up whose importance could not be foreseen at the time. The task that it involves and the efforts that are still necessary in order to distinguish, clarify and understand, are appearing ever more clearly.In the process of active reception, a weakness of this otherwise extraordinary text has gradually emerged: it speaks of religion solely in a positive way and it disregards the sick and distorted forms of religion which, from the historical and theological viewpoints, are of far-reaching importance; for this reason the Christian faith, from the outset, adopted a critical stance towards religion, both internally and externally."

Paus mengatakan bahwa meskipun dokumen ini sangat padat isinya, ternyata lemah sekali karena hanya memandang agama lain dari sisi positifnya, dan lupa mengkaji agama-agama itu dari sudut historis dan teologis.
Karena itu Gereja perlu mengkaji kembali bagaimana harus bersikap terhadap dunia sekarang ini. Tulisan yang sangat bagus tentang hal ini dapat dilihat di website Una Sanctam.